Rabu, 20 Oktober 2010

Aspek - Aspek yang mempengaruhi manajemen proyek

Pengertian Proyek
Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002). Sedangkan manajemen proyek adalah sekelompok alat, proses dan sumber daya manusia yang berkompeten guna mengerjakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan, dan berusaha untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu.Untuk memahami lebih jauh tentang konsep proyek, berikut merupakan atribut-atribut dari proyek:
• Proyek memiliki tujuan unik. Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik. Produk atau output yang dihasilkan dari sebuah proyek harus didefinisikan secara jelas tentang. Contohnya, proyek komputerisasi pemilu, memiliki tujuan menyediakan sarana baik hardware, software jaringan untuk perhitungan suara dari tingkat kecamatan sampai pusat secara otomatis.
• Proyek bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Dalam contoh proyek komputerisasi pemilu diatas, perlu ditetapkan kapan proyek harus segera dimulai dan kapan produk harus diselesaikan agar pada saat akan digunakan sudah siap dan dipastikan akan berjalan sesuai yang diharapkan.
• Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti gantt charts atau PERT charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian.
• Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat ad-hoc dan lintas disiplin ilmu. Proyek membutuhkan sumberdaya dari berbagai area atau bidang meliputi manusia, hardware, software dan aset-aset lainnya yang bersifat sementara. TIM akan dinyatakan bubar setelah proyek selesai. Banyak proyek melibatkan antar departemen atau instansi-instansi lain dan memerlukan tenaga dari berbagai keahlian yang bisa secara full-time pada posisinya. Dalam contoh proyek komputerisasi pemilu, melibatkan berbagai keahlian antara lain bidang TI, hukum, politik dan sebagainya.
• Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang menyediakan arahan dan mendanai proyek.
• Proyek mengandung ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik khusus, sering kali sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang melibatkan teknologi yang relatif baru.


1.2. Dasar Manajemen proyek TI
Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu :
a. Tujuan Manajemen Proyek, tujuan manajemen proyek TI mencakup empat komponen yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu. Ukuran keberhasilan proyek apabila ruang lingkupnya tercapai , kualitasnya terpenuhi, selesai sesuai jadwal dan menggunakan dana sesuai dengan yang disediakan.
b. Proses manajemen proyek, manajemen proyek TI mengacu pada fase-fase pelaksanaan proyek yang mencakup fase inisiasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.
c. Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.
Ketiga konteks tersebut merupakan satu kesatuan dalam memahami proyek dan menyatu dalam manajemen proyek terintegrasi (Integrated Project Management).

1.3. Tujuan Proyek
Terdapat empat komponen penting yang menjadi tujuan sebuah proyek, yaitu ruang lingkup (scope) , waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan terhadap pelaksanaan proyek. Bisa dikatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya dan batasan kualitas. Jadi terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:

a. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan tepat waktu.
b. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan
c. Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati
d. Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai kriteria yang disepakati antara pelaksana dan pemberi proyek
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan dapat digambarkan dalam prisma segitiga.

Batasan waktu
Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau hasil akhir sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari sebuah proyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai yang telah direncanakan. Penyelesaian yang terlambat akan berdampak buruknya kredibelitas pelaksana proyek dimata user atau pemberi proyek, karena bagi user proyek tersebut bisa mempengaruhi aktivitas organisasi. Sehingga waktu merupakan faktor yang sangat penting dari sebuah proyek.
Batasan Ruang lingkup
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam sebuah proyek. Ruang lingkup memberi gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung jawab pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan atau diserahkan kepada pemberi proyek.

Batasan Biaya
Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi resiko tinggi. Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang dana yang harus digunakan untuk mencover seluruh pembiayaan proyek. Manajer proyek harus memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang membutuhkan dana dan mengendalikan agar realisasi biaya yang digunakan tidak melebihi dari yang telah direncanakan.

Batasan Kualitas
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima proyek untuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai standar kualitas dari produk yang dicontoh, untuk menghasilkan kualitas yang lebih tinggi maka perhasilkan. Berdasarkan standar kualitas pelaksana proyek berusaha untuk menetapkan target-target yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.
Empat komponen dari proyek tersebut diatas menjadi faktor yang saling mempengaruhi. Sebagai lu menaikkan biaya, atau dengan pengurangan ruang lingkup, jika menginginkan waktu penyelesaian proyek dipercepat maka perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.



1.4. Proses Manajemen Proyek
Untuk merealisasikan agar komponen tujuan proyek dapat tercapai maka pelaksanaan proyek membutuhkan tahapan-tahapan yang terintegrasi, tahapan tersebut dilakukan dengan membagi beberapa fase:

a. Project Initiation (Inisiasi proyek): Menjelaskan tentang latar belakang yang memicu dilaksanakan sebuah proyek, mendefinisikan sasaran, tujuan dan faktor-faktor kesuksesan dari proyek.
b. Project Planning (perencanaan awal proyek): Segala sesuatu yang diperlukan untuk merencanakan (setting) proyek sebelum rangkaian pekerjaan dimulai.
c. Project Executing (Pelaksanaan proyek): Proses mengkoordiknasikan sumberdaya yang ada untuk menjalankan sejumlah pekerjaan di dalam proyek agar menhhasilkan produk sesuai yang ditargetkan.
d. Project Control (Pengendalian proyek) : Proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar setiap aktivitas tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.
e. Project Closing: proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai dengan kesepakatan.

1.5. Area Pengetahuan Manajemen Proyek
Knowledge area meliputi fungsi utama dan fungsi pendukung atau fasilitas. Fungsi utama memiliki fungsi dalam mewujudkan proyek sesuai dengan kontek manajemen proyek yang meliputi : Manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen kualitas. Dan fungsi pendukung memiliki fungsi mencapai efisiensi dan efektivitas dalam penyelesaian proyek. Fungsi pendukung meliputi manajemen sumber daya manusia, manajemen komunikasi, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.

Dengan memahami konsep dasar proyek diatas yang meliputi komponen tujuan, proses pelaksanaan proyek maka sangat diperlukan ilmu dan keahlian tertentu yang harus dimiliki personel yang terlibat, khususnya manajer proyek, agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Ilmu untuk mengelola proyek tersebut disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan-harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan komponen-komponen proyek yang sudah dibicarakan diatas, antara lain:

a. Aspek-aspek keseimbangan antara kualitas proyek yang diharapkan dengan keterbatasan biaya dan waktu,
b. Aspek-aspek mempertemukan kebutuhan dan keinginan pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek dan biasanya saling bertolak belakang,
c. Aspek-aspek mendefinisikan dan menentukan dengan jelas dan tegas sesuatu yang diharapkan dari berlangsungnya sebuah proyek, baik yang nyata (tangible) maupun yang tidak nyata (intangible).


1.6. Manager proyek
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu dilakukan seorang manajer proyek adalah :

a. Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi serangkaian tugas(tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan, dan membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
b. Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi anggota tim kerja untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
c. Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang perkembangan pelaksanaan proyek secara periodik.
d. Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan dampak terhadap penyelesaian proyek.
e. Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada proyek yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:

a. komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
b. persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
c. kesalahpahaman (Misunderstandings)
d. suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
e. pemogokan kerja (Union strikes)
f. konflik pribadi (Personality conflicts)
g. manajemen yang tidak baik (Poor management)
h. definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)

Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:

a. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan konsumen tidak terpenuhi.
b. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
c. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
d. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
Tabel dibawah ini menampilkan faktor-faktor yang menyebakan kegagalan sebuah proyek :




1.7. Proyek Sistem Informasi
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem informasi.
Contoh-contoh proyek sistem informasi
• Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu
• Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah
• Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada di PT Garuda.
• Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya.
• Proyek penjualan elektronik (E-Commerce)
Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :
1. Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.
2. Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat.
3. Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam
4. Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam


Sumber : http://lubersky.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=54%3Akerangka-dasar-pengelolaan-proyek-sistem-informasi&catid=37%3Aberita&showall=1

Karakteristik Manajemen Proyek

Apa Itu Proyek?
A. Pengertian Proyek
Pasti semua orang pernah mendengar kata proyek atau bahasa sehari-harinya tender. Proyek atau tender biasanya dihubungkan dengan perusahaan atau para pengusaha & pebisnis. Tapi, apa sih sebenarnya arti proyek? Dalam artikel ini, saya akan mencoba menjelaskan pengertian dari proyek dan ruang lingkup proyek itu sendiri.
Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan (terintegrasi) dengan mempergunakan berbagai sumber daya untuk mendapatkan manfaat. Atau dengan kata lain, proyek merupakan suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu, dan dilaksanakan dalam waktu tertentu pula.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru dalam berbagai macam bisnis antara lain, pendirian pabrik, pembuatan jalan raya, pembukaan hutan, irigasi, bendungan, berbagai macam survey, penyuluhan program keluarga berencana, dsb.
Sumber daya yang dipergunakan dalam pelaksanaan proyek dapat berbentuk barang-barang modal, tanah, bahan-bahan mentah maupun bahan setengah jadi, tenaga kerja, dan waktu. Sumber daya tersebut sebagian atau seluruhnya dapat dianggap sebagai barang-barang konsumsi yang dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh manfaat (benefit) yang lebih besar di masa yang akan datang.
Manfaat atau benefit tersebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, perluasan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan, serta perbaikan dalam sistem atau struktur. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir jika sudah tidak mempunyai benefit lagi.
Kegiatan-kegiatan yang terintegrasi mempunyai arti bahwa sumber daya yang dipergunakan dalam suatu proyek maupun hasil-hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber daya yang dipergunakan oleh dan hasil-hasil dari kegiatan lainnya. Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa :
a. Baik biaya maupun hasil-hasil utama dari proyek dapat dihitung atau
diperkirakan; dan
b. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan
penggunaan sumber daya yang terbatas dapat menghasilkan manfaat atau
benefit yang maksimal.

B. Komponen Proyek
Suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yang mendukung yaitu :
• Kemampuan
Berhubungan dengan pengetahuan tentang projek yang akan dikerjakan, kemampuan dalam mengerjakan proyek tersebut, dan pengalaman yang dibutuhkan yang bertujuan untuk mengurangi faktor resiko yang terjadi dari suatu proyek yang akan dikerjakan
• Perangkat Bantu
Alat bantu yang dibutuhkan oleh seorang manajer proyek untuk meningkatkan kemampuan menangani suatu proyek dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, seperti dalam hal dokumentasi, perencanaan, permodelan, audit maupun pengevaluasian proyek
• Proses
Adalah suatu teknis dan urutan kebutuhan yang dapat di monitor dan di kontrol dalam waktu tertentu meliputi waktu, dana, kualitas, resiko maupun bidang garapan proyek.
C. Manajemen Proyek
• Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan.
• Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.
• Manajemen Proyek mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek
D. Ciri-ciri Manajemen Proyek
Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan pengelolaan, organisasi dan sumber daya mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai berikut :
• Memimpin organisasi proyek dan beroperasi secara independen.
• Pembawa tunggal untuk mencapai satu tujuan proyek.
• Memerlukan bermacam-macam keahlian dan sumber daya.
• Bertanggung jawab menyatukan orang-orang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja.
• Memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya.


E. Macam-macam Proyek
• Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung
• Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul dilembaga komersial maupun pemerintah.
• Proyek yang berhubungan dengan manajemen service
Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan produktifitas perusahaan.
F. Batasan suatu proyek
Batasan suatu proyek menurut teori klasik menyatakan bahwa proyek terdiri atas 3 hal yaitu :
• Ruang Lingkup
• Waktu
• Dana
Seiring dengan perkembang jaman, manajemen proyek memiliki beberapa batasan yang mencakup :
• Ruang Lingkup
Ruang lingkup proyek meliputi tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.
• Waktu
Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut
• Dana
Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan
• Kualitas
Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas
• Resiko
Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari suatu proyek
• Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team
• Logistik
Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.
• Komunikasi
Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.
• Manajemen Integrasi
Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata ostTime=23:36

Karakteristik Manajemen Proyek

SPEKTRUM MANAJEMEN
Manajemen proyek Perangkat Lunak (PL) yang efektif berfokus pada 3 P, dimana harus berurut yaitu

PEOPLE ( MANUSIA)
SEI telah mengembangkan suatu model kematangan kemampuan manajemen manusia (People Management Capability Manurity Model ( PM – CMM ) ) untuk mempertinggi kesiapan organisasi PL dalam membuat aplikasi yang semakin kompleks sehingga menarik, menumbuhkan, memotivasi, menyebarkan dan memelihara bakat yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemapuan mengembankan PL mereka.

Manusia dalam pengembangan PL terdiri dari :

a. Player (Pemain)
- Manajer Senior menentukan isu bisnis yang mempengaruhi dalam proyek
- Manajer Proyek merencanakan, memotivasi, mengorga-nisir,mengontrol aplikasi/produk
- Pelaksana mempunyai ketrampilan teknik untuk merekayasa aplikasi
- Pelanggan menentukan jenis kebutuhan bagi PL yang akan dibuat
- Pemakai akhir yang berinteraksi dengan PL yang dibuat

b. Team Leader (Pimpinana Tim)
Manajemen proyek merupakan kegiatan manusia intensif sehingga memerlukan praktisi yang cakap.
Model Kepemimpinan (MOI yaitu Motivasi, Organisasi, gagasan & Inovasi) menurut Jerry Weinberg.

Karakteristik yang menentukan manajer proyek efektif yaitu
- Pemecahan Masalah - Prestasi
- Identitas manajerial - Pengaruh & pembentukan tim

c. The Software Team ( Tim PL)
Sumber daya manusia kepada sebuah proyek yang akan membutuhkan n manusia yang bekerja selama k tahun , ada beberapa alternatif untuk menentukan sumber daya tersebut :
- orang mengerjakan tugas fungsional berbeda sebanyak m dengan sedikit kombinasi kerja & koordinasi tanggung jawab manajer proyek
- orang mengerjakan tugas fungsional berbeda sebanyak m (m= 1 tugas fungsional, setiap tim mempunyai sebuah struktur spesifik yang ditentukan untuk semua tim yang bekerja pada sebuah proyek, koordinasi dikontrol oleh tim itu sendiri dan oleh manajer proyek PL ( sistem ini paling produktif)
Mantei, mengusulkan 3 organisasi tim yaitu:
• Demokrasi terdesentralisasi (DD)
Tidak memiliki pimpinan permanen dan koordinator dipilih untuk tugas pendek bila tugas berbeda maka pimpinan berbeda. Keputusan diambil oleh konsensus kelompok dan komunikasi secara horizontal
• Terkontrol terdesentralisasi (CD)
Tim memiliki pimpinan tertentu dan memiliki pimpinan skunder untuk sub-sub masalah. Pemecahan masalah merupakan aktifitas dari kelompok dan implentasi pemecahan pada sub-sub kelompok. Komunikasi antar kelompok dan orang bersifat horizontal tetapi komunikasi secara vertical berjalan bila hirarki kontrol berjalan .
• Terkontrol tersentralisasi (CC)
Pemecahan tingkat puncak dan internal tim oleh pimpinan tim. Komunikasi dilakukan secara vertical.

7 faktor proyek yang harus dipertimbangkan dalam rencanakan tim RPL yaitu :
1. Kesulitan pada masalah
2. Ukuran program yang dihasilkan (LOC / function)
3. Waktu tim (umur)
4. Tingkat dimana dapat dimodularitasi
5. Kualitas serta keandalan
6. Kepastian tanggal penyampaian
7. Tingkat sosiabilitas / komunikasi
Pengaruh Karakteristik Proyek pada Struktur Tim

Constantine, mengusulkan 4 paradigma organisasional bagi tim RPL
1. Paradigma Tertutup
Membentuk hirarki otoritas tradisional ( mirip tim CC) tetapi kurang inovatif
2. Paradigma Random
Membentuk tim longgar & tergantung pada inisiatif individual tim, untuk inovasi sangat baik(unggul) bila unjuk kerja tim teratur.
3. Paradigma Terbuka
Membentuk tim dengan cara tertentu sehingga banyak kontrol, inovasi banyak . Cocok untuk masalah yang kompleks tetapi tidak seefesien tim lainnya


4. Paradigma Sinkron
Mengorganisasikan tim untuk bekerja pada bagian-bagian kecil masalah dengan komunikasi aktif pada tim
d. Coordinatian & Communication Issue (masalah koordinasi & komunikasi)


Proyek PL mengalami kesulitan dikarenakan :
• Skala usaha pengembangan yang besar sehingga kesulitan dalam mengkoordinasi anggota tim & Kompleksitas yang semakin besar
• Ketidakpastian mengakibatkan perubahan terus menurus pada proyek
• Interoperabilitas merupakan ciri dari sistem dan menyesuaikan dengan batasan sistem
Kraul & Streeter menguji sekumpulan teknik koordinasi proyek yang dibagi atas
• Pendekatan impersonal, formal penyampaian & dokumen RPL (memo, laporan dll)
• Prosedure interpersonal, formal aktifitas jaminan kualitas yang diterapkan kepada produk kerja RPL (status pengkajian , perancangan & inpeksi kode)
• Prosedure interpersonal, informal pertemuan kelompok untuk menyebarkan informasi & pemecahan masalah serta pengembangan staf
• Komunikasi teknik, surat elektronis, web sites, teleconferens, papan buletin elektronik
• Jaringan interpersonal diskusi informal pada orang diluar proyek untuk mendapatkan pengalaman sehinnga mendukung kerja proyek
PROBLEM / PRODUCT
Analisis yang mendetail mengenai kebutuhan PL akan memberikan informasi untuk menghitung perkiraan kuantitatif & perencanaan organisasi. Tetapi itu sulit karena informasi yang diberikan customer tidak lengkap.
Ruang lingkup masalah dibatasi dengan :
- Konteks
PL yang dibangun memenuhi sistem, produk / konteks bisnis yang lebih besar serta batasan yang menentukan hasilnya
- Tujuan informsimultan, ukuran pengiriman, waktu mak respon ), batasan /& jangka waktu dicatat (biaya produk membatasi jumlah memori) & factor mitigasi (algoritma yang dibutuhkan software aplikasi (pemograman))
Dekomposisi Masalah / pembagian masalah diterapkan pada :
- Fungsionalitas yanasi
Objek pelanggan yang dihasilkan sbg output dr PL yang dapat digunakan sebagai input
- Fungsi & unjuk kerja
PL digunakan untuk mentransformasikan input menjadi output
Pernyataan ruang lingkup dibatasi (data jumlah pemakai g disampaikan
- Proses yang dipakai


PROCESS
Proses PL memberikan suatu kerangka kerja dimana rencana komprehensip bagi pengembangan PL yang dapat dibangun dengan
- Sejumlah kumpulan tugas yang berbeda, kemampuan penyampaian & jaminan kualitas
- Aktifitas pelindung, jaminan kualitas PL, manajemen konfigurasi PL & pengukuran

Model PROSES :
1. Sekunsial Linier
Classic Life Cycle / model air terjun

2. Prototipe
Perencanaan kilat untuk konstruksi oleh prototype

3. Rapid Aplication Development (RAD)
Model sekunsial linier yang menekankan siklus pengembangan yang sangat pendek dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen

4. Inkremental (Pertambahan)
Menggabungkan elemen-elemen model sekunsial linier dengan filosopi prototype iterative khusus untuk staffing

5. Spiral
Merangkai sifat iterative dari prototype dengan cara kontrol & aspek sistematis dari sekunsial linier

6. Rakitan Komponen
Paradigma orientrasi obyek menekankan kreasi kelas yang mengenkapsulasi data & algoritma yang dipakai untuk memanipulasi data (gabungan dengan karakter spiral)

7. Perkembangan Komponen
Sering dipakai untuk mengembangkan aplikasi client server
Aktifitas dibagi menjadi :
- dimensi sistem : desain, assembly & pemakai
- dimensi komponen : desain & realisasi
8. Metode Formal
Mengkhususkan, mengembangkan, & menverifikasi sistem berbasis komputer dengan notasi matematis yang tepat (Clean room RPL)

9. Teknik Generasi Keempat
Serangkaian alat bantu PL yang secara otomatis memunculkan kode sumber yang berdasarkan pada spesifikasi perekayasaan
1,2 3 (konvensional) sisanya evolusioner
Harus ditentukan model paling banyak memawakili pelanggan, karakteristik produk & lingkungan proyek

Serangkaian aktifitas kerja PL :
1. Komunikasi pelanggan
2. Perencanaan
3. Analisa Resiko
4. Rekayasa
5. Konstruksi dan rilis
6. Evaluasi Pelanggan

Dekomposisi Proses
Bila batasan waktu yang ketat diberikan dan masalah dapat dipecah-pecah, model RAD mungkin pilihan yang paling tepat. Tugas kerja yang actual bervariasi sehingga dekomposi proses dimulai pada saat bagaimana menyesesaikan kerja proses secara umum.
PROYEK
Profesional industri sering mengacu pada aturan 90-90 yaitu pada saat mendiskusikan proyek PL yang sukar maka 90 % dr sistem yang pertama menyerap 90 % dari usaha & waktu yang diberikan. 10 %terakhir mengambil 90 % lain dari usaha & waktu yang diberikan.
Dr penyataan tersebut proyek mengalami kesulitan yaitu
1. Kemajuan mengalami kecacatan
2. Tidak ada cara untuk mengkalibrasi kemajuan karena tidak memperoleh matrik kuantitatif
3. Rencana proyek belum dirancang untuk menakomodasi sumber daya yang diperlukan pada akhir sebuah proyek
4. Resiko-resiko belum mempertimbangkan secara eksplisit serta belum dibuat rencana untuk mengurangi, mengatur & memonitor
5. Jadual yang ada tidak realistis & cacat

Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan waktu pada awal proyek untuk membangun rencana yang realistis guna memonitor rencana proyek selama berjalan & pada keseluruhan proyek serta mengontrol kualitas serta perubahannya.

Rabu, 06 Oktober 2010

Manajemen Resiko

Manajemen Resiko

Dalam manajemen resiko, kita perlu menyadari bahwa segala benda di dunia ini memiliki resiko untuk mengalami kerusakan, termasuk diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita perlu menganalisa resiko-resiko apa aja yang ada, berapa besar peluang resiko tersebut terjadi, beserta berapa besar kerugian yang akan dialami. Untuk resiko-resiko yang dapat menimbulkan kerugian besar ataupun memiliki peluang tinggi, kita perlu menyiapkan rencana antisipasi agar kehidupan rutin kita jangan sampai terlalu banyak terganggu apabila kerusakan tersebut terjadi.

Sebagai contoh, perhatikan cerita dibawah ini:
James adalah seorang manager di perusahaan swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Beliau sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak. Setiap harinya James mengendarai sedan Balenonya untuk pergi ke kantor.
Pada suatu hari, musibah datang menimpa James. Mobil sedan yang dikendarainya ditabrak oleh bus yang melanggar lampu merah. Mobil James mengalami kerusakan parah sementara James sendiri jatuh tidak sadarkan diri sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Ternyata luka yang dialami oleh James cukup parah. Selama seminggu James berada dalam kondisi koma, tidak sadarkan diri. Setelah sadar, James masih harus dirawat nginap dalam rumah sakit selama dua minggu dan setelah itu kesehatan James harus dicek setiap seminggunya. Sementara tangannya yang mengalami patah tulang tidak bisa digunakan untuk bekerja selama 3 bulan.
Perusahaan tempat James bekerja merasa turut berduka cita atas musibah yang menimpa James. Mereka mengirimkan bunga dan menjenguk James pada saat di rumah sakit. Namun karena James tidak bisa bekerja dalam 3 bulan mendatang, mereka memutuskan untuk memberhentikan James.
Berapa kerugian finansial yang diderita oleh James?
  1. Mobil sedannya yang hancur karena ditabrak bus.
  2. Ongkos rawat nginap rumah sakit hingga 3 minggu.
  3. Obat-obatan yang diperlukan untuk memulihkan kesehatan James.
  4. Ongkos medical check-up setelah keluar dari rumah sakit.
  5. Kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan utamanya.
Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa semua orang memiliki risiko mengalami musibah seperti cerita diatas. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mempelajari manajemen resiko. Apa yang Anda lakukan untuk mengantisipasi kejadian seperti diatas? Jawabannya ada 2, yaitu menyiapkan dana darurat atau mengalihkan resiko ke pihak lain.
Dana Darurat
Dana darurat adalah sejumlah uang yang sengaja Anda sisihkan untuk digunakan pada saat darurat. Biasanya dana ini disimpan dalam bentuk tabungan dengan rekening khusus yang tidak boleh ditarik jika bukan dalam keadaan darurat. Kelebihan dari dana darurat adalah bahwa dana ini adalah tabungan Anda. Uang dalam dana darurat akan tetap menjadi milik Anda jika tidak terjadi musibah. Dan uang ini bisa Anda gunakan untuk apa saja yang Anda mau.
Sementara kekurangan dari dana darurat adalah dibutuhkan kedisiplinan untuk secara berkala menyimpan uang ke rekening dana darurat. Dan kedisiplinan juga diperlukan agar dana darurat ini benar-benar disimpan, tidak ditarik untuk keperluan harian.
Namun, kekurangan terbesar dari dana darurat adalah terbatasnya jumlah uang yang bisa Anda tabung sebagai dana darurat. Dalam kasus seperti James diatas, dana darurat tidak akan cukup untuk mengganti seluruh kerugian finansial yang diderita oleh James. Dalam hal ini, Anda perlu mempertimbangkan cara manajemen resiko yang lain.
Mengalihkan Resiko ke Pihak Lain
Cara lain untuk mengantisipasi resiko adalah dengan cara mengalihkan resiko tersebut ke pihak lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membeli asuransi. Dalam perjanjian asuransi, Anda menyerahkan sejumlah uang yang disebut premi kepada pihak penanggung(perusahaan asuransi) dan pihak penanggung berjanji akan memberikan ganti rugi kepada Anda jika Anda mengalami musibah.
Kelebihan dari cara ini adalah Anda akan mendapatkan uang ganti rugi dalam jumlah besar apabila terjadi musibah. Dengan perencanaan asuransi yang baik, James tidak perlu mengeluarkan uang pribadi satu sen pun untuk menutupi seluruh kerugian finansial yang disebutkan diatas.
Kekurangannya adalah resiko yang ditanggung oleh asuransi terbatas pada perjanjian polis asuransi. Misalkan perjanjian asuransi hanya meng-cover kerugian akibat meninggal, maka pihak asuransi tidak akan memberikan ganti rugi untuk ongkos perawatan di rumah sakit. Selain itu, perjanjian asuransi juga memiliki batas waktu (biasanya hanya berlaku setahun). Jika dalam periode tersebut tidak terjadi apa-apa, maka uang premi yang telah Anda bayar akan hangus.
Ironis memang, disatu sisi Anda memerlukan ganti rugi dalam jumlah besar apabila Anda mengalami musibah. Namun disisi lain polis asuransi membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itulah Anda perlu menganalisa kebutuhan Anda sendiri. Anda perlu menetapkan sendiri resiko-resiko apa saja yang harus ditanggung oleh pihak asuransi, dan resiko mana saja yang bisa diatasi dengan dana darurat.

MANAJEMEN RESIKO

MANAJEMEN RESIKO
berhati-hatilah tapi jangan ragu
Hati-hati, uang anda bisa menguap begitu saja jika anda tidak memperhatikan
manajamen resiko trading. Ingatlah bahwa forex trading tergolong sebagai
investasi yang sifatnya high risk. Artinya forex trading tergolong memiliki resiko
tinggi. Salah satu yang tertinggi diantara instrumen investasi keuangan lainnya.
Faktor resiko yang harus Anda ketahui sebelum memulai forex trading :
1. Memiliki kemungkinan kehilangan dana dengan cepat.
2. Arus dana sangat cepat (very liquid)
3. Tidak ada metode trading yang dapat menjamin Anda pasti untung 100%.
Ada banyak metode trading yang bagus namun tidak ada satu pun yang
dapat menjamin untung 100%.
4. Forex trading bukanlah sebuah “quick rich scheme” yang dapat membuat
Anda kaya mendadak tanpa harus bekerja keras. Tidak ada keberhasilan
tanpa kerja keras. Kerja keras merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
mereka yang mengalami kesuksesan finansial dalam hidupnya. Termasuk
mereka yang sukses melalui forex trading.
Diperlukan kerja keras untuk mempelajari analisa dan perilaku pasar sehingga
kita dapat menebak arah pergerakan harga dengan akurat. Begitu juga
diperlukan mental ekstra ketika hasil trading tidak sesuai dengan yang kita
harapkan.
Tanyakanlah pada trader-trader sukses yang Anda kenal, apakah mereka
pernah mengalami jatuh bangun dalam trading mereka. Dan jawabannya hampir
pasti adalah “ya”. Kesuksesan hanyalah disediakan bagi mereka yang mau
berusaha dan belajar terus menerus meperbaiki dirinya.
Nah berkaitan dengan resiko yang harus dihadapi jika kita hendak memulai
investasi di forex, diperlukan kiat-kiat khusus untuk memperkecil, atau bahkan
membalikkan posisi kita yang tadinya minus menjadi kembali positif dan memperoleh untung. Berikut beberapa kiat dan manajemen resiko yang bisa
Anda ambil :

1. Cut Loss
Merupakan aksi menutup posisi Anda yang berlawanan dengan pergerakan
harga pasar. Cut loss digunakan untuk membatasi kerugian yang dialami
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Sebagai contoh, katakanlah kita sedang membuka posisi kita pada GBP/USD
Open Buy pada harga 1.8000. Membuka posisi Buy berarti kita mengharapkan
harga naik melebihi 1.8000 sehingga kita memperoleh untung. Harapan kita
harga bergerak misalnya hingga 1.8100 sehingga kita bisa memperoleh profit
100 point. Namun apa daya, ternyata harga bergerak berlawanan dengan yang
kita harapkan. Ternyata harga bergerak turun terus menerus dari 1.8000 menjadi
1.7980 dan masih menunjukkan tendensi turun.
Nah daripada kita mengalami kerugian lebih lanjut dan akhirnya mengalami
margin call maka lebih baik posisi ditutup meskipun kita menanggung kerugian
20 point (1.8000 menjadi 1.7980 = -20 point). Aksi ini dinamakan cut loss yaitu
menutup posisi yang merugi guna mencegah kerugian yang lebih besar.
Detail Kasus Lainnya:
Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8850 sebanyak 5 lot. Tuan A
memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada
1.8900. Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop
Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900.
Ternyata harga bergerak turun tak menentu. Dengan segala pertimbangan, Tuan
A ingin menutup begitu saja posisinya pada 1.8825. Sehingga Tuan A rugi 25
point (1.8825-1.8850 = -0.0025)
Maka:
Profit/Loss = (1.8825 - 1.8850) x 100000 x Jumlah lot = -0.0025 x 100000 x 5
= - $125 (Tuan A mengalami kerugian $125)
* Perhitungan diatas tidak termasuk potongan untuk komisi.

2. Switching
Aksi ini mirip dengan cut loss, namun bedanya setelah menutup posisi kita yang
merugi, kita membuka posisi baru dengan arah yang sama dengan pergerakan
harga pasar.
Pada kasus yang sama dengan cut loss diatas, maka kita menutup posisi kita di
1.7980 lalu kita membuka sebuah posisi baru Open Sell karena harga cenderung
mengalami penurunan. Dengan demikian jikalau harga terus turun katakanlah
mencapai 1.7900 maka secara keseluruhan kita mengalami loss 20 point namun
memperoleh profit sebesar 80 points (1.7980-1.7900 = 80) sehingga total kita
masih memperoleh profit 60 points.
Contoh kasus
Mr. X memperkirakan harga akan NAIK. Jadi untuk mendapat keuntungan dia
memutuskan membeli (Buy) dengan harapan harga akan naik sehingga dia bisa
menjual dengan harga yang lebih mahal dan mendapat selisih Keuntungan. Tapi
ternyata bukannya naik, malah TURUN harganya.
Dan setelah analisa ulang, Mr. X berkesimpulan perkiraannya bahwa harga akan
naik ternyata SALAH. Jadi apa yang harus dia lakukan??? Daripada melawan
harga pasar dan menderita kerugian, lagipula harga akan turun lebih jauh dari
sekarang dia memutuskan menutup posisi Buy nya yang merugi dan kemudian
membuka posisi baru Sell (dengan harapan harga akan turun). Dan ternyata
harga terus turun sehingga dia mengalami keuntungan melebihi kerugian yang
diterima di posisi Buy yang dia tutup sebelumnya. Kemudian dia menutup posisi
Sell tersebut dan menerima keuntungan.
Tips Untuk Anda: # Lakukan hanya bila prediksi keuntungan switching melebihi
nilai kerugian posisi pertama yang akan ditutup. # Kalau ternyata harga berubah
ternyata sesuai dengan prediksi pertama, maka anda akan menderita kerugian 2
kali, yaitu posisi pertama dan posisi kedua juga
Detail Kasus:
Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8850 sebanyak 10 lot. Tuan A
memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada
1.8900. Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900. Ternyata harga bergerak turun tak
menentu. Dengan segala pertimbangan, Tuan A ingin menutup begitu saja
posisinya pada 1.8825. Sehingga Tuan A rugi 25 point (1.8825-1.8850 = -0.0025)
Maka:
Profit/Loss = (1.8825 - 1.8850) x 100000 x Jumlah lot = -0.0025 x 100000 x 10
= - $250 (Tuan A mengalami kerugian $250)
Kemudian Tuan A menganalisa lagi dan memprediksi harga dan diketahui harga
akan terus bergerak turun, maka Tuan A membuka posisi Sell sebanyak 10 lot.
Tak beberapa lama harga turun. Pada akhirnya Tuan A menutup posisinya pada
1.8740. Tuan A mendapatkan keuntungan 80 point (1.8820 - 1.8740 = 0.0080)
Maka :
Profit/Loss = (1.8820 - 1.8740) x 100000 x Jumlah lot = 0.0080 x 100000 x 10 =
$800
Keseluruhan hasil dari dua trading tadi adalah
Trading I = -$250
Trading II = $800
Laba = $800 - $250 = $550
* Perhitungan diatas tidak termasuk potongan untuk komisi.
3. Averaging
Cara ini memerlukan modal ekstra untuk mempertahankan posisi yang telah kita
buka yang ternyata bergerak berlawanan dengan harga pasar.
Katakanlah pada kasus yang sama dengan contoh Cut Loss diatas, maka jika
kita hendak melakukan aksi averaging maka kita membuka posisi baru namun
dalam hal ini tidak seperti switching yang menutup posisi kita yang mengalami
kerugian lalu membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang
sebelumnya dengan alasan harga telah bergerak turun. Pada averaging kita
tidak menutup posisi kita yang telah dibuka (pada kasus ini Open Buy) lalu
bahkan kita menambahinya dengan membuka posisi baru dengan arah yang
sama, yaitu Open Buy kembali!

Mengapa demikian??? Bukankah kita telah melakukan Open Buy sebelumnya
dan mengalami kerugian, lalu mengapa kita melakukan Open Buy kembali?
Alasannya sederhana, kita berharap karena harga telah turun maka harga akan
kembali naik sehingga ketika kita melakukan aksi Open Buy yang kedua
diharapkan harga bergerak naik bahkan melampaui Open Buy kita yang pertama
sehingga kita memperoleh keuntungan ganda.
Contoh Kasus :
Mr. X memprediksi bahwa harga akan naik maka dia membuka posisi Buy.
Namun harga ternyata bergerak turun. Mr. X segera menganalisa lagi dan
kesimpulannya harga hanya akan turun sesaat dan akan kembali naik sesuai
analisa sebelumnya Dia memutuskan membuka posisi buy baru saat harga turun
sehingga ketika harga naik kembali dia bukan hanya memiliki 1 posisi yang profit
tapi 2 sekaligus. Ternyata benar, tidak lama kemudian harga naik dan kemudian
Mr. X menutup kedua posisi nya tersebut, yang pertama dan yang kedua.
Detail Kasus:
Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1.8850 sebanyak 5 lot. Tuan A
memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada
1.8900. Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop
Loss di 1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900.
Ternyata harga terkoreksi dan bergerak turun. Tuan A kembali membuka posisi
Buy GBP/USD pada 1.8825 sebanyak 10 lot. Dia juga memasang Stop Loss di
1.8800 dan Stop Limit pada 1.8900.
Lalu tak lama kemudian harga kembali terkoreksi dan menyentuh 1.8900.
Dengan demikian Tuan A mendapatkan 2 keuntungan dari 2 posisi yang telah
dibuka :
Posisi I : Profit/Loss = (1.8900-1.8850) x 100000 x 5 lot= $250
Posisi I = $ 250
Posisi II : Profit/Loss = (1.8900-1.8825) x 100000 x 10 lot = $750
Posisi II = $ 750
Jumlah Profit kedua posisi : $ 250 + $ 750 = $ 1000

* Perhitungan diatas tidak termasuk potongan untuk komisi.
Ketiga manajemen resiko diatas sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Jadi, betapa sayangnya kita mengalami kerugian hanya karena kita tidak
mengetahui hal diatas. Namun apakah dengan mengetahui ketiga manajemen
resiko tersebut kita dipastikan tidak pernah mengalami loss?
Jawabannya tentu saja tidak. Kalau Anda cermati, ketiga manajemen resiko
diatas bertumpu pada satu hal : kemampuan kita menganalisa pergerakan
harga. Ya, memang itulah inti dari forex trading. Manajemen resiko bahkan tidak
pernah menjadi efektif apabila kita tidak mampu melakukan analisa dengan
benar dan akurat. Jadi, mengetahui analisa adalah keharusan dalam memulai
investasi di forex trading.

Manajemen Risiko Finansial

Manajemen Risiko Finansial pada Oil Company

Sebagaimana pada perusahaan lainnya, maka perusahaan minyak perlu mengelola manajemen risiko dengan baik, apalagi jika perusahaan minyak tersebut sudah termasuk perusahaan besar dan mempunyai beberapa anak perusahaan yang tersebar di berbagai Negara. Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian dan monitoring suatu risiko yang sangat cepat perubahannya pada organisasi, dan kemudian perlu segera dilakukan pengukuran atas mitigasi risiko ini, untuk kepentingan stakeholders, dalam menyeimbangkan risk and reward.
Taksonomi dari Risiko Korporasi perusahaan minyak dapat dilihat pada bagan di bawah ini
Risiko pada perusahaan minyak, secara garis besar dapat dilihat pada bagan di bawah ini
Taksonomi risiko pada perusahaan minyak
Taksonomi risiko pada perusahaan minyak
Dari bagan di atas terlihat bahwa risiko perusahaan minyak antara lain terdiri dari: a) risiko proyek, b) risiko kredit (pada umumnya kepada subsidiary), c) risiko komoditas, d) risiko keuangan, e) risiko Negara (karena perusahaan minyak mempunyai beberapa anak perusahaan yang berada di berbagai Negara), f) risiko operasi. Sebagai seorang Financial Risk Management Group, harus bisa mengidentifikasi, memitigasi, dan mengukur pada bagian mana risiko yang kemungkinan akan lebih sering terjadi.
Mengapa diperlukan Manajemen Risiko?
Kegunaan Manajemen Risiko
Kegunaan Manajemen Risiko
Dari tabel di atas, terdapat beberapa cara bagaimana melakukan manajemen risiko pada suatu perusahaan.
Peranan dan tanggung jawab
Untuk mengelola manajemen risiko diperlukan tiga pertahanan, yaitu:
  1. Pertahanan pertama : 1st line of defence
  2. Pertahanan kedua : 2nd line of defence
  3. Pertahanan ketiga : 3 nd line of defence.
Ketiga pertahanan tersebut dimaksudkan, apabila pertahanan pertama masih kurang berfungsi masih ada pertahanan ke dua, dan juga ketiga. Dengan demikian maka perusahaan dapat memitigasi risiko sejak awal.
Sebagai gambaran, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Line of Defence
Line of Defence
Dari tabel di atas terlihat bahwa manager yang merupakan risk taking unit, bertanggung jawab pada operasional sehari-hari. Pada umumnya perusahaan telah membuat prosedur standard, lengkap dengan built in control agar implementasinya dapat dilakukan sesuai kebijakan. Sebagai pertahanan kedua, perusahaan membuat limit dan toleransi risiko yang dapat diterima. Pembuat kebijakan terpisah dengan manager operasional, sehingga terdapat independensi dalam membuat kebijakan, yang telah memasukkan unsur manajemen risiko. Sebagai pertahanan terakhir, perusahaan mempunyai internal audit, yang akan memantau apakah implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
Untuk mendefinikan peran tersebut, dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Functions dan Business Needs
Functions dan Business Needs
Dari tabel di atas terlihat apa tugas dari masing-masing fungsi, serta apa yang diperlukan oleh masing-masing unit bisnis. Pembagian peran dan tanggung jawab ini sangat penting, dan harus dipahami agar tak terjadi risiko yang tak diperhitungkan sebelumnya.
Dari uraian di atas terlihat betapa kompleknya manajemen risiko di suatu perusahaan minyak, sehingga diperlukan seorang yang memahami benar, bagaimana mengidentifikasi, mengukur, memonitor, agar risiko bisa diminimalisir.

Sumber : http://edratna.wordpress.com/2008/08/15/manajemen-risiko-finansial-pada-oil-company/

Manajemen Resiko

MANAJEMEN RISIKO (Risk Management)
Dalam hidup kita selalu dikelilingi oleh berbagai risiko, baik risiko yang besar maupun risiko yang kecil.
Jika sebagai seorang karyawan/karyawati, pengusaha atau apapun profesinya, jika kita/suami/isteri/anak jatuh sakit dan
harus dirawat di rumah sakit untuk waktu yang cukup lama dan biaya medis yang mahal, apa yang terjadi jika situasi ini
datang kepada kita? atau jika kita adalah kepala keluarga yang saat ini membiayai kehidupan keluarga, apa yang terjadi
jika kita tidak dapat bekerja lagi untuk menghidupi keluarga?
Dalam menghadapi risiko, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Ada beberapa cara pengelolaan risiko yang
bisa kita gunakan untuk mengendalikan tingkat risiko financial yang dihadapi, yaitu :
{mxc}
1. Menghindari Risiko (Avoiding Risk)
Cara pengelolaan risiko yang paling mudah dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali. Contoh : untuk
menghindari risiko jatuh sakit, maka seseorang akan menjaga stamina tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang
sehat dan bergizi, berolah raga secara teratur dan tidak merokok serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
2. Mengendalikan Risiko (Controlling Risk)
Kita dapat berusaha mengendalikan risiko dengan mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah dan
mengurangi risiko tersebut. Contoh : untuk mengurangi risiko kecelakaan saat membawa kendaraan, maka seseorang
akan memastikan bahwa kondisi ban, rem, kopling dan mesin dalam keadaan baik, memakai pengaman, berhati-hati
dan mematuhi rambu lalu lintas.
3. Menerima Risiko (Accepting Risk)
Secara sederhana menerima risiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab financial atas risiko yang terjadi
tersebut.
Contoh 1 : seseorang tidak mengasuransikan rumahnya terhadap risiko kebakaran, dan akan bersedia menanggung
kerugian jika terjadi risiko kebakaran terhadap rumahnya.
Contoh 2 : seseorang tidak mengasuransikan kendaraannya terhadap risiko kecelakaan, dan akan bersedia
menanggung kerugian jika terjadi risiko kecelakaan terhadap kendaraannya.
Contoh 3 : seseorang tidak mengasuransikan jiwa & raganya terhadap risiko kesehatan, dan akan bersedia
menanggung kerugian jika terjadi risiko kesehatan terhadap jiwa & raganya.
4. Mengalihkan Risiko (Transfering Risk)
Apabila seseorang mengalihkan risiko ke pihak lain, maka ia mengalihkan tanggung jawab financial atas risiko tersebut ke pihak lain, yang umumnya atas dasar pemberian imbalan. Cara yang paling umum bagi seseorang, keluarga atau perusaaan untuk mengalihkan risiko adalah dengan membeli pertanggungan asuransi. Risiko kerugian financial tersebut dialihkan ke perusahaan asuransi, dan apabila terjadi sesuatu kerugian yang spesifik, perusahaan asuransi tersebut akan membayarkan sejumlah uang, asalkan perusahaan asuransi tersebut telah menerima sejumlah uang, yang disebut sebagai premi.

Manajemen Proyek Dan Resiko

Apa itu Proyek???
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu di teliti dan di pikirkan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara lengkap serta harus diselesaikan dalam suatu periode atau waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.

Manajemen sebuah proyek harus dipandang sebagai sebuah pekerjaan sekali waktu. Sedangkan kata "proyek" bermakna sebuah pekerjaan besar yang sangat besar kemungkinannya tidak terulang pada jangka waktu tertentu dimasa depan. Proses-proses dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu : 'initiating process, planning process, executing process, controlling process dan closing process'.

Ciri – Ciri suatu Proyek
Ciri ciri suatu proyek adalah mempunyai karakteristik yang sama seperti pada pengertiannya yaitu mempunyai tujuan dan sasaran kerja yang kuat. Periode, finansial, tenaga manusia serta alat – alat yang di gunakan terbatas. Sehingga membutuhkan pengelolaan yang berbeda dari yang sudah pernah dilakukan.

Ada alasan yang menjadi tujuan utama dalam pemilihan manajemen proyek :
· Tingkat kesulitan dalam tugas-tugas yang di berikan meningkat, sehingga di perlukan ketelitian.
· Cepatnya perkembangan teori maupun praktek.
· Risiko-risiko dan biaya-biaya proyek di masa datang dapat turun.
· Biaya meningkat, lamanya bisa dipakai suatu barang menurun dan hilangnya nilai suatu barang.

Metode manajemen proyek.
Metode manajemen proyek memungkinkan kita untuk lebih berfokus pada prioritas, mengawasi 'performance' mengatasi masalah dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan. Demikian pula metode ini memberikan kepada kita lebih banyak kontrol dan menyediakan berbagai 'tools and techniques' yang telah teruji untuk membantu seorang manager proyek dalam memimpin tim-tim proyek guna mencapai sasarannya sesuai waktu dan anggaran yang telah ditentukan.

Manajemen Resiko

Apa itu Resiko???
Resiko atau risk, memiliki berbagai pengertian. Risiko bisa dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang mengancam benda atau seseorang dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Contoh Resiko dari beberapa definisi lain yang di kemukakan oleh Vaughan (1978) adalah :

- Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.

- Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

- Risk is uncertainty (Resiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.

- Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli statistik mendefinisikan resiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

- Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Resiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.

Risiko dapat muncul pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain factor kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.

Munculnya Resiko itu terjadi dari faktor yang merugikan dan dapat berasal dari risiko lainnya, serta disebabkan oleh berbagai faktor. Resiko diyakini tidak dapat dihindari tetapi Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko inilah yang diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah.

Manajemen Proyek Dan Resiko

Manajemen Proyek PDF Print E-mail
Proyek Pengembangan IAIN Sunan Kalijaga, adalah merupakan usaha temporer yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh institusi. Agar proyek dapat mencapai tujuan, dengan tepat biaya, mutu, dan tepat waktu serta pengguna akhir puas dengan produk barang/jasa yang dihasilkan, maka pemahaman dan penerapan metodologi manajemen proyek yang tepat menjadi sangat penting.


Sekilas PMBOK
The Guide to PMBOK mendefinisikan manajemen proyek sebagai penerapan dari pengetahuan, kemampuan, alat bantu serta teknik ke aktifitas proyek agar dapat memenuhi atau melampaui apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pihak-pihak terkait (stakeholder) dari proyek. Memenuhi atau bahkan melampui terhadap apa yang dibutuhkan dan diharapkan dari stakeholder, dengan cara menyeimbangkan seluruh kebutuhan yang terkait dengan :

  • Ketepatan lingkup, waktu, biaya dan kualitas
  • Stakeholder atau pihak-pihak yang terlibat atau terkena dampak dari proyek, dengan kebutuhan dan harapan yang berbeda-beda
  • Tujuan yang terdeskripsi (kebutuhan) dan yang tidak terdeskripsi secara tertulis (harapan)
Landasan untuk menyusun struktur informasi di website ini adalah mengacu pada Guide To Project Management Body Of Knowledge(PMBOK). PMBOK adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan kumpulan pengetahuan yang diperlukan oleh profesional dibidang manajemen proyek. Seperti halnya profesional di bidang lain seperti hukum, akuntansi ataukah komputer, semuanya memiliki suatu batang tubuh ilmu pengetahuan yang terus dikembangkan baik oleh praktisi maupun akademisi.

PMI adalah organisasi profesional yang berpusat di Amerika Serikat, didirikan sejak tahun 1969, dan saat ini sudah memiliki anggota sekitar 125.000 orang yang tersebar di 140 negara. PMI mengeluarkan standar bagi profesional manajemen proyek di seluruh dunia. Dokumen standar ini diberi nama A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide). Tuntunan ini sudah dikenal secara luas sebagai standar yang dapat diterima di seluruh dunia, dan telah mendapatkan pengakuan sebagai American National Standard (ANSI) yang diberikan oleh ANSI (American National Standards Institute).

PMBOK yang telah digunakan secara luas di seluruh dunia, tentunya harus diadaptasi, diramu dan disesuaikan dengan keadaan sosial, budaya dan nilai-nilai yang ada di masyarakat kita.
Dengan membaca bagaimana metodologi PMBOK diimplementasi beserta contoh-contoh nyata hasilnya, maka diharapkan pembaca dapat memahami istilah-istilah manajemen proyek yang sudah disepakati di dunia internasional, sebagai langkah aktif di era globalisasi, sekaligus dapat secara praktis, memanfaatkan tuntunan ini untuk menjadi manajer proyek yang kompeten baik di lingkungan proyek yang didanai oleh IDB maupun proyek lainnya.
Kerangka Kerja Manajemen Proyek

Kerangka manajemen proyek atau project management framework menyediakan landasan untuk memahami manajemen proyek. Agar proyek dapat berhasil memenuhi harapan dan keinginan dari pihak-pihak terkait atau stakeholder maka manajer proyek harus memiliki pemahaman terhadap fungsi pokok yang terdiri dari 4 (empat) bidang ilmu, fungsi penunjang yang terdiri dari 4 (empat) bidang ilmu dan terakhir bagaimana mengintegrasikan keseluruhan bidang ilmu, alat bantu, teknik yang ada di project management.

Fungsi pokok (core function) terdiri dari manajemen lingkup proyek - project scope management, manajemen waktu proyek – project time management, manajemen biaya proyek – project cost management dan manajemen kualitas proyek - project quality management. Fungsi penunjang yang terdiri dari manajemen sumber daya manusia proyek - project human resource management, manajemen komunikasi proyek – project communication management, manajemen resiko proyek – project risk management dan manajemen pengadaan proyek - project procurement management. Untuk menggabungkan seluruhnya harus dipelajari manajemen integrasi proyek - project integration management.
Sembilan bidang ilmu di atas, menjelaskan bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah ini.
  • Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.
  • Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
  • Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.
  • Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim kerja.
  • Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan kinerja, dan penyelesaian administratif.
  • Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko dan pengendalian penanggulangan resiko.
  • Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan, perencanaan tata cara undangan ke peserta,  rapat undangan peserta, pemilihan peserta, pemilihan mitra, pelaporan  serta administrasi kontrak kerja dan  penyelesaian kontrak.
  • Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik. Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan.
Alat Bantu dan Teknik
Beberapa teknik dan alat bantu penting yang dimanfaatkan selama mengerjakan Proyek Pengembangan IAIN Sunan Kalijaga antara lain :
  1. Work Breakdown Structure untuk membantu menetapkan lingkup dari proyek
  2. Gantt Chart, Network Diagram (Diagram jaringan kerja), Analisa jalur kritis dan critical chain scheduling dipergunakan untuk mengelola waktu proyek.
  3. Teknik penyusunan perkiraan dan pengendalian biaya yang digunakan untuk mengelola biaya proyek
Project Stakeholder
Project Stakeholder adalah individu atau organisasi yang secara aktif terlibat dalam proyek, mereka memiliki berbagai kepentingan baik positif maupun negatif, yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari proyek. Project team harus dapat mengidentifikasi stakeholder, untuk memahami apa yang kebutuhan dan harapan mereka, agar dapat dikelola dan diarahkan demi keberhasilan proyek.